Monday, May 21, 2007

F.r.i.e.n.d.s

.. Where is me when my friends need me? ..

Kemarin, salah satu sahabat gw telephone. Dia ngabarin kalo ibundanya terserang kanker lidah stadium IV. Sementara gw tau banget kalo kurang lebih empat sampai lima tahun lalu beliau terserang stroke dan tidak bisa menggerakkan beberapa bagian tubuhnya sampe sekarang. Dia ngabarin juga kalo sang ibu harus melewati beberapa kali kemoterapi dan eksekusi akhirnya adalah lidahnya harus diangkat. Tentunya kemoterapi membawa efek samping negatif terhadap pertumbuhan hormon dan jaringan tubuh yang sehat. Orang yang sehat dan “normal” saja memiliki resiko tinggi pada efek tersebut, apalagi beliau yang sakit. Gw tau sahabat gw itu pasti sedih banget, belum lagi masalah keluarganya yang belum terselesaikan sampai sekarang. Dia sempet bilang ke gw bahwa penderitaan sudah menjadi nafas bagi dirinya. Ujian datang bertubi – tubi dan dalam skala yang besar.

Terus terang, gw juga ikut sedih. Dulu gw biasa ngunjungin dia dan kita bercerita panjang lebar mengenai apa aja. Buku, film, gossip sampai ke semua permasalahan hidup kita saat itu. Tapi semenjak lulus kuliah, gw amat sangat jarang ngobrol sama dia lagi. Gw sibuk dengan urusan gw sendiri. Gw jadi inget saat – saat gw ada di grafik kehidupan gw ada di titik yang paling bawah. Dia siap ngedengerin dan jadi motivator gw. Namun sekarang, ibundanya seperti ini pun gw juga baru tau. DAMN ME!!

Gw jadi inget sama sahabat – sahabat yang lain. Rasanya udah lama banget gw nggak hubungin mereka. Apa kabar ya mereka? Bahkan ada yang gw lost contact sama sekali. Kebiasaan gw adalah gw mudah banget ngelupain temen – temen gw. Bukan ngelupain sih sebenernya, tapi menomorsekiankan lebih tepatnya. Biasanya kalo gw dah masuk ke dalam lingkungan yang baru, gw bener – bener tenggelam di sana dan seperti tidak punya alasan untuk ngehubungin mereka lagi. Gw tiba – tiba merasa bersalah. Dulu, pada saat gw lagi susah, banyak banget temen – temen disekeliling gw. Sekarang saat gw di kondisi yang sedikit lebih nyaman, gw asik dengan kehidupan dan masalah gw sendiri. Mungkin diluar sana, ada salah satu sahabat gw yang butuh temen untuk dengerin keluh kesah mereka. Contohnya sahabat gw di atas.

Friends, sorry…

Gw janji sama loe semua untuk ngeluangin waktu gw buat ngontak loe semua.

I Promise !

Saturday, May 05, 2007

Another Lesson 4 U

.. Never Loose Your Grip..

Authority (Latin auctoritas, used in Roman law as opposed to potestas and imperium) is often used interchangeably with the term "power". However, their meanings differ. "Power" refers to the ability to achieve certain ends, 'authority' refers to the legitimacy, justification and right to exercise that power. Authority as the quality of a communication which is capable of reasoned elaboration.
www.wikipedia.com

Sebagai atasan, kita punya dua hal tersebut, power dan otoritas (authority). Namun pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menjalankan keduanya dengan tanggung jawab. Jika power dapat dianalogikan sebagai tubuh dan otoritas adalah akal, maka tanggung jawab adalah jiwa. Power dan otoritas cenderung mengundang kejumawaan dan kesombongan. Oleh sebab itu perlu adanya rantai yang kuat untuk mengendalikan arah dari keduanya. Itulah fungsi dari tanggung jawab.

Jika bicara mengenai gaya kepemimpinan, setiap orang memiliki gaya andalan masing – masing. Ada yang authocratic, democratic, liberal, dan lain – lain. Pemimpin yang baik adalah orang yang tahu kapan gaya andalannya tersebut dapat dikeluarkan. Seperti pendekar silat, ia tahu jurus apa yang ampuh untuk mengalahkan lawan yang tentunya punya jurus andalan juga. Kita harus ukur, sakti mana kita sama dia. Kita yang pilih, lawan menyerah dengan pertempuran yang sengit atau menyerah hanya dalam 1 atau 2 jurus saja. Namun yang lebih dahsyat adalah jurus kita justru membuat musuh senang dan bahagia. Karena dengan begitu, musuh akan menjadi kawan dan kawan saling menjaga satu sama lain.

Itulah jurus yang paling ampuh. Tidak mudah menerapkannya. Salah langkah sedikit akan menjadi bumerang buat kita. Karena musuh akan senang hati memanfaatkan kita. Namun jika dijalankan dengan langkah yang benar, penuh tanggung jawab, dan dengan hati serta niat yang bersih; anda akan berada dipuncak kejayaan dan dikelilingi oleh orang – orang yang siap membantu anda.

Saya lebih senang menyebut jurus ini sebagai gaya kepemimpinan rendah hati.

Pistol ditangan anda mungkin akan merubah anda menjadi pemimpin yang ditakuti, namun rendah ahti akan membuat anda menjadi pemimpin yang dihormati.