Showing posts with label thought. Show all posts
Showing posts with label thought. Show all posts

Sunday, December 14, 2008

Firman Utina vs Arjen Robben

Nonton Indonesia vs Singapura, nggak?
Gila ya. Begitu banyak kesempatan di depan gawang Singapura tapi nggak ada satu pun yang masuk.Sampe-sampe sempet mikir, ini pasti ulah dukun yang naro jin raksasa sebagai invisible goal keeper..

Gak lama kemudian, nonton Real Madrid maen di liga champion. Cantik. Betul-betul cantik. Mereka gak punya banyak kesempatan di gawang lawan, tapi begitu ada kesempatan, hampir pasti berbuah gol. Dan tercipta 3 gol. Dan buat loe yang nonton, loe pasti setuju sama gue. 2 gol Real Madrid terakhir (dari Arjen Robben dan Raul Gonzales) tercipta karena perpaduan semangat, skill, dan kemampuan pengambilan keputusan yang tepat di moment yang tepat. Atau dengan kata lain, kemampuan untuk meng-eksekusi.

Pada pertandingan indonesia vs Singapura, Firman Utina ádalah the man of the match. Semangatnya sangat tinggi untuk mengejar, menghalang, dan mengalirkan bola ke lini depan. Bahkan di menit-menit akhir, ia sempat jatuh di lapangan karena kelelahan dan akhirnya diganti. Tapi tidak ada satu gol pun yang tercipta. Padahal perencanaan/ persiapan sudah matang (ditandai dengan operan serta umpan pendek dan panjang) dan kesempatan sudah di depan mata (bola ada di depan gawang atau ruang kosong di sekitar gawang). Sebaliknya, Arjen Robben sama pekerja kerasnya dengan Firman. Tapi yang berbeda adalah ia bisa memanfatkan kesempatan untuk membuat gol bagi dirinya dan membuat assist untuk Raul Gonzales yang akhirnya berbuah gol. Ia tahu betul, kapan ia harus menembak dan kapan ia harus membuat operan yang bisa membuat gol.

Disini gue belajar, hal yang paling penting (selain skill dan semangat) dalam eksekusi suatu rencana (baik jangka panjang maupun jangka pendek) adalah kemampuan untuk mengambil keputusan. Guna mengambil keputusan diperlukan adanya keyakinan, kemampuan melihat peluang, dan yang terakhir adalah sekarang. Yap, sekarang. Karena peluang tersebut mungkin tidak akan ada dua kali. Kalau tidak sekarang, kapan lagi.

Jadi, siap mengambil keputusan?

Thursday, July 10, 2008

I'm Sorry, Good Bye to MTA

Hari ini, hari terakhir gw di kantor gw yang sekarang. Mulai besok, gw dipindah ke HO. Sedih juga ninggalin nih kantor. Secara gw berkantor di Mall getu loh!! Rada santai lah!! Bisa belanja-belanji dan cuci mata.

But life must gone-drong!

Good bye, everybody. Y'all have been my second family for the past three years.

Thursday, July 03, 2008

MAJU TERUS, PANTANG MUNDUR

Pernah nonton iklan Bank Mandiri yang edisi jual rumah untuk biaya pendidikan anak? Gw suka terenyuh bila ngeliat iklan itu. Bisa nggak yah, gw nyekolahin anak-anak gw sampe tingkat universitas. Secara, kuliah sekarang mahal. Apalagi nanti jaman anak gw!

Selasa, 1 july, gw liat berita di TV tentang banyaknya orang tua yang pergi ke pegadaian demi mendaftarkan anak mereka ke SMP atau SMA. Padahal kita baru aja dibebani sama kenaikan BBM dan gas ELPIJI. Para orang tua itu menggadaikan semua barang mereka termasuk didalamnya alat masak, sprei, dan lain-lain. Dan sekali lagi gw terenyuh.

Rabu, 2 july, gw melakukan interview dengan seorang kandidat bagian promosi. Dia lulusan PR dari UPH (Universitas Pelita Harapan). Tongkrongan sih oke lah, gaya anak-anak kuliahan gitu lah. Begitu gw baca silsilah keluarga, ternyata ayahnya hanyalah lulusan SD dan ibunya lulusan SMP! Can you imagine?? How the hell they could send their daughter to UPH?! UPH yang katanya juga berarti Uang Papa Habis!!

Setelah itu gw ngeliat ada secercah harapan. Gw hanya harus berusaha, belajar dan berdoa. Dunia ini gak kejam sebenarnya, hanya harus dilihat dari perspektif yang berbeda aja.

Wednesday, May 28, 2008

This Is Indonesia (not Africa)

Seperti biasa gw selalu terlambat nonton film bagus. Selain duitnya gak ada, waktunya juga gak memungkinkan. Hehehe..

Kemarin ini gw nonton Blood Diamond yang dibintangi oleh Leonardo Dicaprio. Latar belakang film ini adalah tentang pemberontakan yang terjadi di Sierra Leone antara pihak milisi dengan pemerintah setempat. Digambarkan dalam film itu kekejaman manusia akibat kelaparan, kemiskinan, dan kehausan akan kekuasaan. Mereka merekrut anak-anak kecil sebagai tentara mereka. Anak-anak itu diberi obat terlarang, diajarin menembak, membunuh saudara sendiri, memotong tangan orang, dan lain-lain. Ada satu ungkapan komandan RUF yang cukup tertanam di benak gue

“You think I’m an evil? It’s just because I long enough living in hell !”

Di negeri yang indah seperti Afrika, ternyata telah menjadi neraka bagi penduduknya. SARA, kemiskinan, kurang terolahnya sumber daya alam dan manusia dengan baik dan peluang hidup yang rendah membuat Afrika menjadi neraka.

Lalu gw baca berita ini :

Korban Gizi Buruk Diusir Kepala Desa

” Liputan6.com, Polewali: Menyusul pemberitaan tentang balita bergizi buruk, tiga keluarga miskin di Polewali, Sulawesi Barat, dipaksa meninggalkan desa mereka, belum lama ini. Setelah kisah pilu tiga keluarga itu diberitakan SCTV dua pekan lalu, bukan bantuan yang didapatkan warga Desa Papandangan tersebut. Mereka justru diminta angkat kaki. Pemerintah setempat beralasan, mereka bukan penduduk asli dan tak punya kartu tanda penduduk.Untuk membantu kepulangan mereka ke kampung halaman di Sinjai, Sulawesi Selatan, kepala desa setempat menyediakan dana Rp 1,5 juta. Meski sedih, warga miskin ini menerimanya karena mereka tak punya pilihan lain. “


Mari kita tundukan kepala bersama. Mari kita sama-sama berdoa supaya Indonesia adalah tempat yang indah untuk ditinggali. Indonesia tetap menjadi tempat yang kata orang penduduknya ramah, lembut dan penuh sopan santun. Indonesia tetap menjadi Indonesia. Bukan Afrika. Bukan Neraka.

Amin

Saturday, August 18, 2007

FAT BOY SLIM part 2

...Don't judge a book by it's cover...

Suatu waktu dia-yang-tidak-boleh-disebutkan-namanya manggil gw ke ruangannya. Dia bilang gini,

” Kami ada rencana untuk memindahkan kamu ke tempat yang lebih tinggi lagi di organisasi. Saya tau kamu mampu melaksanakan tugas ini. Namun kamu tentunya tau bahwa dia-yang-lebih-tidak-boleh-disebutkan-namanya, sangat memperhatikan penampilan. Oleh sebab itu, kamu harus menguruskan badan kamu terlebih dahulu”.

Gw cuma diam dan tersenyum. Terus terang, gw nggak tau harus ngomong apa. Rasanya saat itu, gw pengen banget mengeluarkan tongkat gw.

“Avrakedavra !! Die you, maggot “

Ketika gw mencoba share pengalaman gw, dia-yang-sangat-tidak-boleh-disebutkan-namanya berkata,

“Sebutkan satu alasan kenapa loe harus tersinggung ?”

Ok, ini alasannya.

Pemain bola Ronaldo tidak akan menjadi pemain sepakbola terbaik di dunia kalau saja pelatih Barcelona dan Brasil mencoret namanya dari daftar tim karena giginya tonggos dan kepalanya botak !!!!!!

Terus terang yang gw tidak suka adalah ide tentang diskriminasinya ! Pikiran – pikiran semacam ini yang menghambat seseorang untuk maju. Tidak semua orang diberikan kesempurnaan seperti yang kita miliki. Menjadi gendut buat gw bukan suatu kekurangan dibanding dengan Bethoveen (Tuna rungu) dan Stevie Wonder (Tuna Netra). Dan mereka adalah orang - orang pilihan.

Kekurangan seseorang, bukan berarti menjadi batasan buat orang itu untuk mencapai sesuatu. Dan apa yang dipersepsikan seseorang sebagai kekurangan, dapat menjadi kelebihan buat yang bersangkutan untuk menjadi “Berbeda” dengan orang lain.

Wednesday, July 25, 2007

SATU 4 TIGA

...Start Learning from the Life…

Udah sekitar tiga mingguan ini gue bolak – alik ke kantor pake kendaraan umum atau bis. Rencananya sih mau ngirit getoohh..

Pulang balik dari Cilandak ke Taman Anggrek gw naik bis jurusan Depok – Grogol dengan nomer 143.

Amazingly, ternyata 143 udah ngajarin gw banyak hal dalam kurun waktu tiga minggu ini. Pelajaran utama yang dia ajarkan sama gw adalah SYUKUR NIKMAT. Kenapa? Nggak sekali dua kali bis yang gw naikin itu dijambangi oleh pengamen – pengamen jalanan. Ada yang tua, muda, ibu – ibu bahkan sampai balita. Ada juga bahkan yang cara dia ngamen aneh, they were performing DEBUS! Can you imagine that? They eat razors! Damned, it’s fucking hard earning money in Jakarta!!

Berkaca pada hal tersebut, gw mulai malu untuk mengeluh. Seberapa besar masalah yang gw hadapi saat ini, gw masih jauh lebih beruntung daripada mereka. Dan gw harus bersyukur sama Tuhan bahwa Ia telah memberikan yang terbaik buat gw saat ini. Untuk di masa yang akan datang, tergantung seberapa keras dan kreatif gw “ngamen” seperti mereka.

Yang lebih menarik adalah, nggak jarang dari mereka menyanyikan lagu – lagu bernada dakwah. Bahkan ada juga yang berdakwah beneran. Buat gw, itu adalah pengalaman yang mahal sekali yang ajaibnya bisa gw tebus dengan uang sekedarnya. Kenapa begitu ? Jujur gw akui, gw mengasah naluri keagamaan gw paling cuma seminggu sekali. Saat sholat jumat doang ! Itu pun yang masuk paling cuma 50% doang, karena 50% selebihnya gw molor.

143 juga ngajarin gw buat bersabar dan lebih memahami konsep rezeki. Seperti kebanyakan kendaraan umum di Jakarta, hanya Tuhan dan supir yang tahu kapan mereka mau lewat. Dan itu bener – bener menguji kesabaran gw. Daripada gw naek Taksi, lebih baik gw tunggu sampe tuh bis bener – bener lewat. Ujian yang kedua menurut gw adalah nggak mudah dengan orang “berbobot” seperti gw untuk berdesakan di dalem bis. Terutama kalo pas ada orang mau turun atau pas gw-nya yang mau turun. Pasti aja ada yang ngedumel. But that’s fine with me. Gw yang harus berinisiatif untuk minta maaf dan mengucapkan terima kasih. Bukan gw berarti merasa bahwa “keberbobotan” gw ini adalah suatu kesalahan, tapi gw minta maaf karena gw pengen mereka merasa dihargai atas usaha mereka memberikan gw jalan.

Sebenernya masih banyak lagi sih yang diajarin 143 buat gw. Kaya misalnya toleransi, malu, menikmati waktu dan lain – lain. Gw nanti share lagi deh di kesempatan lain.

So enjoy life.

Tuesday, July 03, 2007

FAT BOY SLIM

Semalam ada obrolan singkat namun hangat dengan seorang head – hunter. Sebenernya lebih banyak gw sih yang nanya – nanya ke dia tentang “dunia luar”. Maklumlah sekarang gw rada – rada kurang gaol geto dehh..

Gw nanya – nanya mulai dari salary, posisi dan bahkan ke depan dunia kerja itu gimana. Sampailah kita ke obrolan :

Gue : Mbak, kalo ada yang cuco’ sama kompetensi gw, boleh dong..
HH : Boleh. Tapi saran gw sih kamu kurusin badan kamu sedikit. Bukan apa – apa
ya, Ya.. Takutnya kamu dinilai lamban sama orang karena kamu kegemukan.

DUUUWWWEEEEENNNGGGGGG !!!!

Gw jadi berpikir, Apakah ada korelasi negatif antara berat badan dengan isi otak ? Jadi mungkin hipotesa ini terbentuk dari premis :

“Semakin berat isi perut seseorang maka semakin kosong isi otaknya dan semakin ringan isi perut seseorang maka semakin penuh isi otaknya.”

Atau dikorelasikan dengan tempo kerja :

“ Semakin berat isi perut seseorang maka tempo kerjanya semakin lamban dan semakin ringan isi perut seseorang maka tempo kerjanya semakin cepat.”

Gw emang pernah denger cerita sih, polisi – polisi di Filipina diminta untuk mengecilkan ukuran pinggangnya sampai beberapa centimeter dan kalau tidak mereka akan dipecat. Ya iyalah, mereka kan ngejar maling. Kalau gendut – gendut mana bisa lari!

Gw juga tau ada juga posisi di dunia ini yang memang mengharamkan karyawan – karyawannya untuk kelebihan berat badan. Misalnya model, pilot, pekerja gondola, tim SAR, pemain trampolin, pemain trapeze, instruktur bungee jumping, dan lain – lain. But I’m not one of them (yet)!

Well, at last. I’m Arya Erlangga Amintadiredja. My height 171 cm and 122 kg. I’m obese. And I’m proud of it.

Friday, March 23, 2007

Back to School


Ayoooo, Sekolahhh
Halo, Et Lux..

Dah lama nggak nulis – nulis lagi nih. Banyak kerjaan, Bos. Sorry yah Say, dah lama nggak manjain kamu dengan tulisan – tulisan gw.

Btw, gw kemaren baca novel lama yang sempet tertunda. TEST PACK – nya Ninit Yunita. One of my favorite writer.

Bravo. Very inspiring. Mengubah persepsi gw tentang arti pernikahan. She is so damn brilliant.

Beberapa saat yang lalu ada rekan sekantor gw yang nanya, kawin itu enak nggak sih? Jawaban dari temen – temen yang lain sangat bervariasi, dari yang “enak!” , “Yah, ntar loe ngerasain sendiri deh” , “Enaknya Cuma 10 menit, selebihnya ueeeeenuaaakk buangeeeet” , dan lain – lain.

Giliran gw menjawab. Gw Cuma ngomong,
“Menurut gw, pernikahan itu sama dengan kita sekolah dulu. Saat kita di SD, SMP dan SMA dulu kita punya jadwal mata pelajaran yang seabrek. Dari tata boga sampai tata dado. Dari Bahasa Indonesia sampai Bahasa Banci. Terus ada matematika, kimia, fisika, dan lain – lain.

Tentunya ada pelajaran yang kita suka dan ada yang enggak. Tentunya dengan berbagai macam alesan. Dari mulai gurunya galak, mata pelajarannya susah, nggak menantang, dan lain – lain. Atau untuk pelajaran yang kita suka; gurunya cakep, gurunya baik, gampang nyontek, nggak ada hitungan – hitungannya, dan lain –lain. Intinya, sangat tergantung dengan persepsi kita terhadap mata pelajaran dan aspek – aspek yang menyertainya.

Namun pada intinya, we have to pass the exam. Mau kita suka atau enggak terhadap mata pelajaran tersebut, kita harus punya nilai bagus untuk semua mata pelajaran jika kita ingin naik kelas.

Jadi menjawab pertanyaan kamu, nikah itu bukan semata – mata enak atau enggak. Pastinya ada saat – saat enak dan ada saat – saat kurang enak, tergantung dari persepsi kita. Karena pernikahan membutuhkan 2 orang yang berbeda gender. Artinya ada dua kepala yang berbeda, dua kepentingan yang berbeda, dua eksistensi yang berbeda dan dua yang lain – lainnya yang berbeda. Jadi konflik pasti ada aja. Yang lebih penting adalah your willingness to pass the exam and steps up to the higher level as a human being. “

Temen gw itu cuma bengong. Yang lain ada yang kabur, ngiler, mules, muntah, dan ada yang mendadak ingin bersenggama dengan mesin photo copy.

Dengan tatapan kosong temen gw nanya lagi, “ Pak, terus kalo gitu buat yang masih perawan, sakit nggak Pak?”